Posted by : Unknown Maret 08, 2014




Anime, adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan film animasi atau kartun Jepang. Kata tersebut berasal dari kata animation yang dalam pelafalan bahasa Jepang menjadi animeshon. Meskipun pada dasarnya anime tidak dimaksudkan khusus untuk animasi Jepang, tetapi banyak orang menggunakan kata tersebut untuk membedakan antara film animasi buatan Jepang dan non-Jepang. Popularitas anime di Indonesia sudah dimulai pada awal tahun 1980-an ketika video betamax sedang menjamur.

Sejarah karya animasi di Jepang diawali dengan dilakukannya First Experiments in Animation oleh Shimokawa Bokoten, Koichi Junichi dan Kitayama Seitaro pada tahun 1913. Kemudian diikuti film pendek yang hanya berdurasi 5 menit karya Shimokawa Bokoten yang berjudul Imokawa Mukuzo Genkanban no Maki pada tahun 1917. Dan disusul oleh anime berjudul Saru Kani Kassen dan Momotaro hasil karya Kitayama Seitaro pada tahun 1918 yang dibuat untuk pihak movie company Nihon Katsudo Shashin (Nikatsu). Tetapi semua catatan tentang anime tersebut dikatakan hilang akibat gempa bumi di Tokyo pada tahun 1923. Selain Oten dan Seitaro, ada juga beberapa animator lain seperti Sanae Yamamoto, Noburo Ofuji dan Yasushi Murata. Pada saat itu, muncul pula anime pertama yang mempunyai sekuel yaitu Sarugashima (pada tahun 1930) dan kelanjutannya yaitu Kaizoku-bune (pada tahun 1931).

Jepang kemudian mengikuti langkah itu dan anime pertama dengan menggunakan suara musik adalah Kujira (1927) karya Noburo Ofuji. Sedangkan anime pertama yang "berbicara" adalah karya Ofuji yang berjudul Kuro Nyago(1930) dan berdurasi 90 detik. Salah satu anime yang tercatat sebelum meletus Perang Dunia II dan merupakan anime pertama dengan menggunakan optic track (seperti yang digunakan pada masa sekarang) adalah Chikara To Onna No Yononaka (1932) karya Kenzo Masaoka. Dalam tahun 1943 Masaoka bersama dengan seorang muridnya, Senoo Kosei, mereka membuat kurang lebih lima episode anime berjudul Momotaro no Umiwashi (Momotaro, the Sea Eagle). Anime yang ditayangkan ini merupakan anime Jepang pertama dengan durasi lebih dari 30 menit (short animated feature film). Mendekati akhir dari Perang Pasifik, yaitu pada bulan April 1945, Senoo telah membuat dan menampilkan kurang lebih sembilan episode anime yang merupakan karya besarnya, Momotaro: Umi no Shinpei (Momotaro: Devine Soldier of the Sea).

Anime ini merupakan anime Jepang pertama yang berdurasi panjang, yaitu sekitar 72 menit (animated feature film). Keduanya adalah anime propaganda yang mengadaptasi dari cerita legenda terkenal Jepang, Momotaro, dan merupakan salah satu dari anime terpopuler pada masa tersebut. Noburo Ofuji juga pernah mencoba membuat anime yang berwarna.

Pada saat itu ia membuat anime Ogon no Hana (1930) dengan hanya 2 warna, tetapi tidak pernah dirilis. Anime pertama yang dirilis dengan warna baru muncul lama setelah itu yaitu Boku no Yakyu (1948) karya Megumi Asano. Setelah Perang Dunia II, industri anime dan manga bangkit kembali berkat Osamu Tezuka. Orang yang dijuluki "God of Manga" ini pada saat itu baru berusia sekitar 20 tahun dan karyanya adalah Shintakarajima yang muncul pada tahun 1947. Hanya dalam beberapa tahun saja, Tezuka kemudian menjadi sangat terkenal.

Ketika habis masa kontraknya dengan Toei pada tahun 1962, Tezuka kemudian mendirikan Osamu Tezuka Production Animation Departement, yang kemudian disebut dengan Mushi Productions dengan produksi pertamanya film pendek berjudul Aru Machi Kado no Monogatari (1962). Produk Mushi Production yang terkenal adalah Tetsuwan Atom. Namun Tetsuwan Atom bukanlah animasi televisi buatan lokal pertama yang ditayangkan. Tahun 1960 adalah pertama kalinya ditayangkan anime TV di Jepang, yaitu Mittsu no Hanashi (Tree Tales)

Penggemar anime yang lahir pada tahun 1960-an dan 1970-an mungkin masih ingat dengan anime Voltus V, God Sigma, Candy-Candy dan Ikkyu-san yang begitu populer pada tahun 1980-an. Namun popularitasnya di Indonesia saat itu masih terbatas karena beredar dalam format video betamax, sedangkan tidak semua orang mampu membeli perangkat pemutar video betamax tersebut.

Selama tahun 1970-an, tingkat kompetesi yang begitu ketat mengakibatkan pengurangan pegawai Toei Animation dan banyak animator-animator beralih ke studio lain seperti A Pro dan Telecom Animation. Mushi Production bangkrut (kemudian bangkit kembali 4 tahun kemudian). Para pekerja ex-Mushi kemudian beralih mendirikan perusahaan baru seperti Madhouse Production dan Sunrise.
Anime dan manga kini sangat populer di Indonesia sehingga mengalahkan komik dan animasi dari belahan dunia barat yang sempat berjaya seperti Tintin, Superman atau Batman. Anda bisa melihat bagaimana banyaknya manga yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia di toko-toko buku Indonesia seperti manga Kungfu Boy, Detective Conan dan lain sebagainya. Begitu pula penggemar manga juga ingin menyaksikan adaptasi manga dalam bentuk anime. Popularitas tersebut mau tidak mau pun membawa perubahan di Indonesia seperti munculnya komunitas penggemar manga dan anime. Selain itu, terlihat juga bagaimana penggemar anime dan manga di Indonesia yang mengekspresikan diri dalam Cosplay, yaitu berdandan dengan kostum yang berdasarkan dari karakter-karakter anime dan manga kesayangan mereka.
Sebuah gebrakan anime dimulai oleh Takashi Murakami, memadukan budaya pop Jepang dengan seni postmodern yang dikenal dengan "Superflat" yang dimulai sekitaran tahun 2000.

Seri Experimental Anime Tengah Malam mulai dipopulerkan oleh Serial Experiments Lain. Kemudian anime bergenre experimental bermunculan seperti Boogiepop Phantom (2000), Texhnolyze (2003), Paranoia Agent (2004) and Gantz (2004).



Cuma itu yang gua tau, kalo ada yang salah dan kurang mohon maaf ya :D

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Anime Waktu - Hatsune Miku - Powered By Blogger - Designed by Otaku Indonesia -